Dari Masjid Ilmu Mengalir
( surabayapagi.com | 23/05/18) KEKAGUMAN atas ajaran Islam semakin membuncah dalam rajutan Ramadhan yang teranyam menanda pesona cahaya agama yang Allah SWT meridhai-Nya. Dari shalat lima waktu yang menjadi konvensi tauhid dalam Islam sudahlah lazim dilaksanakan di tempat-tempat yang menyimbulkan rumah-Nya: Masjid-masjid yang berkelindan evolutif dari Langgar-langgar, Mushollah-mushollah, maupun Surau-surau yang acap berjajar di kampung-kampung. Diberilah SOP pershalatan yang “syarat dan ketentuannya berlaku” sesuai dengan kondisi yang menyerta dari persona pribadi masing-masing orang.
Apabila shalat ini dikerjakan berjamaah, berlakulah panduan derajat yang secara kuantitatif sangat berlipat. Hitungan-hitungan amaliah dalam setiap peribadatan dalam Islam memberikan parameter yang sangat akuntabel dan memformulasi permaknaan betapa pentingnya ilmu matematika, dan atas itulah pelajaran “al-jabr – aljabar” dikembangkan oleh Islam. Perhitungan-perhitungan matematis sejujurnya ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan Islam, cermatilah sejarah hadirnya matematika dan ilmu-ilmu apapun dalam zaman keemasan Islam. Para ahli memahami itu terlebih lagi soal peradaban literasi yang sastrawi yang kemudian di Barat “menyerta” untuk tidak mengatakan “reproduksi” substansial atasnya. Bacalah karya-karya klasik sekaliber Hayy bin Yaqzandan kisah Tarzan, atau Layla Majnun dengan narasi cerita Romeo-Yuliet.
Read More