GRESIK, BANGSAONLINE.com – DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Kabupaten Gresik mengadakan seminar hukum bertajuk “Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Pasca-Perpres No. 16 Tahun 2018”, di Hotel Santika Gresik, Sabtu (28/9).
Seminar yang dibuka Wabup Gresik Moh. Qosim itu mendatangkan sejumlah narasumber dan dihadiri ratusan peserta mulai para advokat, akademisi, dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkab Gresik. Di antara narasumber yang didatangkan adalah Prof. Y. Sogar Simamora dari Unair, Sekretaris DPD IAPI Provinsi Jatim, dan Kajari Gresik Pandu Pramukartika dengan moderator Ketua DPC Peradi Gresik, Kukuh Pramono Budi.
UNAIR NEWS – Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (UNAIR) tak henti-hentinya mengharumkan UNAIR dalam perlombaan tingkat nasional. Kali ini datang dari delegasi FH UNAIR yang menyabet juara II dalam perlombaan National Moot Court Competition (NMCC) Piala Prof. Soedarto VII yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro (UNDIP) pada Jum’at (13/9/2019) hingga Senin (16/9/2019) di Semarang.
Read More..
UNAIR NEWS – Tiga program studi Universitas Airlangga (UNAIR) membidik akreditasi internasional. Langkah tersebut diambil demi meningkatkan kualitas manajemen pendidikan sekaligus untuk menjawab tantangan global dunia pendidikan saat ini.
Untuk itu UNAIR terus mendorong akreditasi internasionalnya. Salah satunya dengan mendapatkan akreditasi FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation). FIBAA merupakan agen Eropa yang berorientasi internasional untuk penjaminan dan pengembangan kualitas dalam pendidikan tinggi.
ADILI Para Pembakar Hutan! Begitu bunyi Jati Diri harian ini kemarin (16/9) selaksa seruan yang menggugat makna negara hukum dalam kasus karhutla
Konsistensi aparatur penegak hukum disorot dan lembaga MA disindir agar tidak melegalisasi karhutla sebagai aktivitas yang tidak melanggar hukum.
Potret di kasus karhutla selama ini mengesankan adanya tontonan umum mengenai rapuhnya penegakan hukum. Khalayak menyaksikan asap yang menyembul di Sumatera maupun Kalimantan sekarang ini seolah menantang kedigdayaan negara.
Humas (17/09) | Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus dilindungi. Segala aspek penting dalam pertumbuhan harus dipantau dengan baik demi terciptanya sumber daya manusia masa depan yang bermutu. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah pendidikan.
Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum (FH) UNAIR ikut turun tangan mendampingi warga Wongsorejo, Banyuwangi, dalam melaksanakan program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Dikemas dalam kegiatan pengabdian masyarakat, para dosen dan mahasiswa FH UNAIR fokus memberi pendampingan dan penyuluhan pada warga setempat terkait perlindungan anak.
Selain melibatkan dosen dan mahasiswa, kegiatan ini juga melibatkan Organisasi Petani Wongsorejo Banyuwangi (OPWB) dan Organisasi Pemuda Pecinta Alam Wongsorejo. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada masyarakat luas. Selain itu, kondisi Desa Wongsorejo dengan akses terbatas pada sarana kesehatan dan pendidikan menjadi salah satu alasan khusus.
“Di sana hanya ada satu sekolah dasar dengan akses yang sangat sulit. Untuk bisa sampai ke sana, harus melewati jalan yang tidak beraspal, terjal, dan hutan gersang,” ujar Fairuz Zahirah Zihni Hamdan, salah satu mahasiswa yang turut berpartisipasi.
Selain akses yang sulit, tenaga pengajar di sana juga sangat terbatas. Di sekolah tersebut hanya ada tiga orang guru tetap yang dibantu oleh beberapa guru honorer. Di sana, kegiatan berfokus pada pengenalan berbagai profesi, kegiatan berkelompok, dan pengetahuan umum melalui kegiatan sederhana.
“Anak-anak di sana sangat antusias dengan kehadiran kami. Mereka senang karena akhirnya ada teman untuk berdiskusi dan bermain games bersama,” tutur Fairuz.
“Walaupun di awal masih banyak diam, akhirnya anak-anak di sana bisa lebih aktif dan mau bicara,” lanjutnya.
Selain memberi edukasi untuk anak-anak, kegiatan pengabdian masyarakat ini juga melibatkan ibu-ibu warga setempat. Para ibu di sana juga diajak untuk memperkaya pengetahuan terkait perlindungan anak melalui penyuluhan. Hal ini dibenarkan oleh Dwi Rahayu Kristianti, S.H., M.A.selaku dosen FH UNAIR.
Dwi Rahayu menuturkan bahwa ibu-ibu setempat sangat antusias menyambut kegiatan ini dan dapat merasakan pentingnya pemenuhan hak anak. Sesuai dengan tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini yang mencoba meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya hak-hak anak untuk pembangunan desa.
“Sesuai dengan program yang digagas oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kami harap warga bisa menginisiasi pelaksanaan program dengan menggandeng pihak desa dan sekolah setempat,” ujar Dwi Rahayu.
Karena sulitnya akses ke sekolah, program pengmas ini juga menawarkan untuk berbagi pengetahuan secara online. Tentu bukan hal mudah, karena akar masalah kerentanan atas upaya maju perlindungan hak anak terkait dengan perampasan hak tanah dan keterbatasan pengairan untuk pertanian dan kesejahteraan ekonomi warga. Itu sebabnya, program strategis lanjutan untuk membantu warga terkait perlindungan dan pemenuhan hak anak perlu komitmen politik sungguh-sungguh dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.(*)
Penulis : Sukma Cindra Pratiwi
Editor : Binti Q Masruroh
sumber unair news
UNAIR NEWS – Sebagai negara hukum sudah seharusnya hukum menempati posisi tertinggi. Seperti yang diungkapkan oleh dosen Fakultas Hukum (FH) Universtias Airlangga (UNAIR) Nurul Barizah S.H., LLM., PhD., yang menyebut pemahaman terhadap hukum sebagai aspek penting yang harus dimiliki oleh calon kepala daerah.
“Dari perspektif hukum, ada hal yang sangat signifikan ketika bicara tentang pemilihan walikota, yaitu perlunya menjaga hukum kemudian meletakkan hukum itu pada posisi yang sangat tinggi. Artinya, semua aturan-aturan harus kita taati semua, terutama calon kepala daerah yang harus paham hukum,” ujar Nurul Bazirah dalam acara diskusi pakar di Aula Amerta, Kantor Manajemen Kampus C, Rabu (4/9/ 2019).
UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (UNAIR) tak henti-hentinya menorehkan prestasi yang membanggakan dalam kompetisi debat. Kali ini, mahasiswa FH UNAIR berhasil menyabet Juara I dalam kompetisi debat nasional Untag Law Fair 2019 yang diselenggarakan oleh Universitas 17 Agustus 1945, Semarang. Kompetisi itu berlangsung pada Jumat (6/9/2019) hingga Minggu (8/9/2019).
Tim debat FH yang beranggotakan Vincentius Susanto, Erza Tambunan, Abiyyu Hilmi, Patricia Inge, Anneta Cornelia, dan Qana’ah Noor dari angkatan 2017 dan 2018, berhasil menjadi yang terbaik dari 12 universitas yang mengikuti kompetisi. Sebelum ditetapkan sebagai Juara I, tim debat FH harus melawan Universitas Sebelas Maret (UNS) pada babak final.
“Babak penyisihan terdiri dari tiga babak yang harus kami lalui, dan kami lolos ke babak semi final dengan meraih victory point tertinggi. Di babak semi final kami melawan UNS dan UI dan yang lolos ke babak final UNAIR dan UNS. Puji Tuhan kami bisa melewati babak final dengan baik,” ujar Vincentius sebagai ketua tim.
Persiapan yang dilakukan tim debat FH sebelum mengikuti kompetisi memakan waktu hingga satu bulan. Sebab, dalam perlombaan kali ini, terdapat sepuluh mosi (topik debat) yang akan dibahas. Untuk mendapatkan yang terbaik, tim harus mempersiapkan semua mosi yang akan diperlombakan.
“Kami menjalani proses latihan kurang lebih satu bulan. Jadi kami menyiapkan dengan meriset sepuluh mosi tersebut baik pro maupun kontra,” jawab Vincentius.
Dalam babak final melawan UNS yang mendebatkan mosi tentang nasionalisme perusahaan asing di Indonesia pasca reformasi berjalan cukup panas. Pada babak final itu, waktu yang diberikan untuk menyampaikan argumen lebih lama. Terdapat tujuh juri yang terdiri dari guru besar dan praktisi ternama.
“Kebetulan kami di posisi pro, dan perdebatan di babak final cukup panas apalagi pada babak final dibuka untuk umum. Sehingga banyaknya penonton membuat aura perdebatan semakin terasa,” tambah Vincentius.
Prestasi ini menambah cacatan baik bagi FH karena berulang kali telah membanggakan UNAIR dalam kancah nasional dalam perlombaan debat. Pada bulan lalu, mahasiswa FH juga telah meraih Juara I debat hukum di Universitas Trunojoyo, Madura; dan Juara III Karya Tulis Ilmiah Nasional yang diadakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
“Rasanya senang dan bangga bisa bawa tim FH juara. Jadi dengan hasil ini bisa memotivasi adik-adikku di FH buat lebih semangat lagi kompetisi-kompetisi mereka berikutnya,” tutup Vincentius. (*)
Penulis: Febrian Tito Zakaria Muchtar
Editor: Binti Q. Masruroh